YUKK Naik gunung Salak 1, Salak 2, lewat Sadel (ini baru bener-bener naik gunung)

Posted by Laras Mutiara Diva at Rabu, Februari 01, 2012
Sebenarnya gk ada niatan buat naik gunung lagi. Rasa pengen ada, tapi temennya itu gk ada. Eh gayung bersambut, tiba-tiba ada teman Lawalata IPB (Cungur, temen masa MPCA dulu,  sebagai info MPCA adalah masa perkenalan calon anggota Lawalata, dimana kita dikasih pendidikan dan bekal agar nantinya layak menjadi seorang pencinta alam dan menjadi anggota Lawalata. Nah gw ikutan tuh dulu MPCA, tapi dipecat karena suka bolos pendidikan. Hehe) ngajak naik, ditanya kemana ternyata naik gunung Salak. Hmmmm. Pertama-tama sempat mikir juga, soalnya pernah denger kalau trek Salak lumayan susah juga, dan sering juga terdengar kabar para pendaki yang tersesat di gunung Salak. Namun, karena naik bersama teman-teman Lawalata agaknya rasa takutnya sedikit berkurang. Dan gw pun meng"iya"kan untuk ikut. Rencana perjalanan adalah selama 4 hari. Dan gw pun mulai mempersiapkan segala macam perlengkapan yang mesti dibawa. 

Day 1 - Naik Salak 2 belum sampai puncak. :P
Tidak sabar menunggu tanggal 19 Januari 2012 yang akhirnya datang juga. Berkumpul di sekret Lawalata IPB. Dan akhirnya kami  memulai perjalanan pada sore hari, berangkat dari sekret diantar oleh anggota Lawalata lainnya menggunakan motor untuk sampai ke Curug Nangka jalur naik yang akan kami lewati. Sesampai di curug Nangka udara dingin sudah terasa di kulit, kami diantar sampai tempat yang tidak memungkinkan lagi untuk motor melewatinya (akhir dari jalanan beraspal).

Karena hari sudah mulai gelap kami pun mengeluarkan senter masing-masing, memulai perjalanan dengan doa bersama-sama demi kelancaran dan keselamatan perjalanan kami. Formasi pendakian yaitu gw diurutan no 2 dan sering kali bukan hanya sering tapi selalu secara tidak langsung gw yang mengatur kecepatan kami naik, secara gw no 2 kalau gw pelan dikit karena kecapean yang di belakang gw otomatis jg ikutan pelan, berbeda dengan si Cungur yang paling depan yang kadang gw hampir gk ngeliat dia saking cepetnya. Berhubungan temen-temen di belakang gw bilang udah santai aja, gk ngejar apa-apa inih, gk dikejar waktu juga. Yiipppiii, jadi gw gk terlalu terburu-buru. Kadang kalau yang di depan udah gk keliatan gw teriak suruh nungguin. He, kelakuan pemula. Formasi ini tetap bertahan selama kami melakukan perjalanan sampai akhirnya turun lagi. :)

Diterangi lampu senter yang gw sadari kenapa redup sekali (belum diganti baterai nya Larass.... ), kami memulai pendakian,
sekitar beberapa meter kami masih melewati rumah-rumah warga dan sampai pada rumah warga terakhir kami langsung dihadapkan pada semak-semak, benar ternyata jalur pendakiannya kecil, banyak semak-semak sehingga jalannya kadang tertutup. Di beberapa tempat kami sempat berhenti karena memang jalurnya tidak terlihat, dua orang dari kami mencoba mencari jalur yang sekiranya memungkinkan karena terlalu banyak percabangan yang cukup membingungkan, karena jalur sebenarnya ternyata tertutup oleh pohon yang tumbang dan semak-semak, selain itu perjalanan malam memang sedikit menyulitkan kita. Senter yang redup benar-benar menyusahkan gw untuk berjalan akhirnya ketika berhenti di tempat sumber air terakhir gw menyempatkan diri untuk mengganti baterai senter yang redup aka "mesum" ini. Jalan untuk sampai ke sumber air ini juga sedikit membingungkan, kami bolak balik selama 3 kali sampai akhirnya baru keliatan percabangannya, gelap memang salah satu kendala dalam pendakian ini. Ternyata jalurnya sedikit agak serong kanan dan turunan, sebelum ketemu tanjakan lagi sebelah kanan ada jalur menuju ke telaga mati (sumber air terakhir). Setelah mengisi semua tempat persediaan air, kami melanjutkan perjalanan.

Sama seperti sebelumnya, beberapa kali kami kesulitan untuk menemukan jalur pendakian. Namun, alhamdulillah pada akhirnya jalurnya bisa kami temukan. Sebagai informasi: senter gw yang tadi udah diganti baterai nya dengan baterai baru mulai redup lagi cobaaa, baru juga dipake bbrp menit... Hmm.. Gk tau salah baterainya atau senternya. Teman-teman yang lain pada pake headlamp, enak bgt mana gk usah dipegang tinggal taro di kepala trs terang bgt pula. Kapan-kapan mesti beli headlamp nih. Selama perjalanan beberapa kali kami berhenti untuk melepas lelah dan minum pelepas haus. Setelah kira-kira 3.5 jam perjalanan tepatnya pukul 22.00 kami akhirnya memutuskan untuk ngecamp, dikarenakan salah satu dari kami yang telah mengantuk dan kurangnya penerangan aka senter gw mesum akhirnya kami berhenti dan mendirikan tenda dome. Berhubungan gw pernah request ke temen untuk diajarin masang dome akhirnya gw ikutan masang deh. Hehehe.. ternyata gk terlalu susah.. :)

Setelah selesai memasang dome, salah satu dari kami telah mulai memasak makanan untuk dinner (sang koki aka chef Eupeung). wkwkwk. Dinner coy. Malam ini makanan nya adalah nasi dengan lauk mie rebus plus sayur2an + tempe goreng + tahu goreng dengan bumbu yg enak bener dan ikan tongkol.. Hmmm.. :P Nikmatnya makan ikan di gunung, di kostan aja jarang-jarang. He sedih bener. Ayooo disantap, nyam nyam. Alhamdulillah. Selesai makan pun kami membuat api unggun, karena kondisi gunung salak yang lembab dan cenderung kayu2 nya basah maka kayu nya mesti diserut dulu tipis2 sebagai pemancing api. Bener2 susah kalau mau membuat api unggun di gunung salak. Butuh kesabaran ekstra. Gw bantuin tiup2in apinya biar cepat ada bara nya. Melihat sekitar dan langit malam itu yang cerah kami duduk2 ngobrol menikmati keindahan alam dan merenung, sungguh indah ciptaan Allah, merasa lebih bersyukur dengan nikmat hidup, segala yang kita punya yang telah diberikan Allah untuk kita terutama untuk gw pribadi selama ini. Beberapa dari kami pun sudah mulai tepar satu persatu tidur.


Day 2 - Menuju Puncak Salak 2

Pagi-pagi sang chef bangun tidur langsung masak. Asyik bener dah. Pagi ini lauk yang sama dengan tadi malam, bedanya sayurnya gk pake mie rebus. Gw bantuin liat doang sambil doain. Wwkkwkwk. Lebih enak lagi si Cungur yang bangun2 langsung makan. Gak kalah enaknya dengan tadi malam, ditambah sambel terasi nya ajib bener enaknya. Slurrrpppp. Abis makan kami pun minum kopi untuk menghangatkan badan. Huaaa enak bener pagi-pagi dingin2 minum kopi panas. Selesai makan pun beberapa diantara kami mencari air untuk dibawa ke atas bekal untuk perjalanan selanjutkan, karena ketika naik semalam kami sempat mendengar bunyi air tidak jauh dari tempat kami ngecamp. Selagi yang lain mencari air, yang lainnya berberes-beres tenda, barang-barang. Lumayan lama juga mereka pergi mencari air, balik2 udah pada seger abis cuci muka, rrrrgg curang. Gw sih gk mau kalah bersihin muka juga (bawa pencuci muka sendiri, tanpa perlu air cuma butuh kapas, he). Setelah mandapatkan air, semuanya packing kembali dan bersiap2 untuk melanjutkan perjalanan, dan tidak lupa berdoa terlebih dahulu demi keselamatan kita.

Istirahat entah di pos berapa, Salak 2
Tepat jam 10.30 WIB kami melanjutkan perjalanan untuk menuju ke puncak Salak 2. Memang melakukan pendakian siang hari itu lebih enak ya, jalanan lebih keliatan sehingga mencari pijakan yang nyaman pun lebih agak gampang. Beberapa kali walaupun di siang hari yang terang  ini kami kadang masih kehilangan jalur hal tersebut tidak lain dan tidak bukan karena tertutup pohon yang tumbang sehingga jalur pendakian tertutup. Hal yang terbaik dilakukan ketika mentok kehilangan jalur adalah harus balik lagi karena kemungkinan memang kita melewati percabangan yang salah. Dan hal tersebut memang ampuh, setelah balik lagi baru kelihatan ternyata jalan sebenarnya tertutup pohon. Biasanya terdapat tanda2 berupa pita atau sayatan di bagian batang pohon yang agak besar sebagai tanda jalur yang benar ketika terdapat persimpangan yang dapat meragukan pendaki.

Puncak Bayangan Gunung Salak 2
Perjalanan kami hari ini masih santai seperti semalam, sampai akhirnya cuaca menjadi rada mendung dan angin pun bertiup sangat kencang dan kami belum mencapai puncak. Hujan pun mulai turun, kami memang hampir meraih puncak gunung Salak 2, sehingga tanggung untuk berhenti dan berteduh, akhirnya kami tetap melanjutkan perjalanan. Dan setelah kira-kira 30 menit barulah kami sampai di puncak bayangan gunung Salak 2 jam 4an sore. Kami memutuskan untuk ngecamp di puncak bayangan itu, karena hujan semakin deras. Sambil diguyur hujan dan angin kencang, para cowok2 pun mendirikan tenda dengan gesitnya. Brrr.. Akhirnya berteduh di tenda dengan kondisi basah kuyub kedinginan. Beberapa saat kemudian hujan pun berhenti. Walaupun hujan telah berhenti tapi angin di puncak ini masih saja sangat kencang membuat menggigil. Semua sudah rapi dan memakai jaket tebal terbaik masing-masing.
Yeeeyyy sampai puncak Salak 2
Kabut yang mulai naik
Kabut mulai menutupi pemandangan

Mie + sayur + baso
Semua merasa lapar, sekarang adalah cooking time. Dingin-dingin begini enaknya makan yang berkuah-kuah. Akhirnya kami masak nasi, sayur + baso + mie rebus. Mantep bener.. Ini bener2 anget ditambah pades nya mantep bisa bikin dingin ilang sesaat. Semua menyantap makanan dengan lahapnya karena kelaperan setelah menempuh perjalanan sekitar 6 jam (semua? gw doang kali ya yg kelaperan, hehe). Abis makan gk lupa buat menghangatkan badan kami menyeduh kopi . Sayangnya kami lupa membawa banyak kopi dan sekarang cuma bersisa 3 bungkus padahal masih ada 2 hari perjalanan lagi alhasil karena urgent bener2 dingin gk kira2 nih, puncak angin jg kencang bgt sehingga kami terpaksa memakai 2 dari 3 bungkus kopi itu untuk diminum beramai2, kl hambar ditambahkan gula aja, hehe.. Wah kopi ternikmat adalah kopi yang diminum di atas gunung. :)

Tampak dekat
Setelah makan, kami pun bingung mau melakukan apa. Kayaknya tuh mestinya bawa kartu, pasti seru banget, rencananya mau bikin kartu sendiri tapi cuma ada pulpen gk ada kertasnya. Akhirnya kami main "ABCD ada berapa.." abjad ditentukan berdasarkan banyak jari yang dikeluarkan oleh masing-maosing pemain, tebak2an mulai dari nama-nama binatang, buah-buahan, kota-kota di Indonesia, negara-negara di dunia, dan ibukota negara2. Yang kalah atau terakhir menjawab harus jongkok selama 2 putaran permainan. Permainan nya menjadi semakin seru dan sengit ketika orang yang sebelumnya gk bisa menjawab dan selanjutnya jg gk bisa menjawab. Jongkok terus + dibully.. wkwkwkwk.. Makin malam makin gk keliatan, karena niat banget akhirnya bela2in pake headlamp sebagai penerang, tapi pake baterai yang bekas. Mana kadang-kadang pake berantem bilang mana "ada binatang yang namanya itu" atau "itu bukan nama buah tapi nama sayuran" atau juga "gw udah duluan jawab itu"  atu bisa juga "eh lo belum waktunya duduk, masih jongkok lo" banyak dah hebohnya, sehingga peraturan permainan pun mesti dibuat untuk mengatasi hal-hal tersebut.

Poto berkabut
Hari pun semakin gelap, tapi angin tetap awet bertiup dengan kencang nya sehingga dingin masih saja menusuk ke kulit. Gk kebayang ntr malam jm stgh 3 an smp subuh dimana merupakan jam-jam paling dingin. Dan ternyata bukan hanya pada jm stgh3 an ke bawah, sepanjang malam ini bener-bener gk bisa tidur, rasanya tuh tiap bbrp menit kebangun krn kedinginan. Padahal gw udah pake sleeping bag, sarung tangan, kaus kaki, jaket tebel tapi tetap aja ngerasa dingin banget. Gimana kabar nya yang gk bawa SB tuh sebut saja "Baby Iqro" (disebut baby karena dia tidur paling cepet, udah kyk bayi aja tidurnya jam 8-9 malam, wkwkwkwk, kasian dibully terus). Pengen banget cepet-cepet pagi, malam ini rasanya jadi panjang banget gara-gara udara dingin + angin yang menyiksa ini. BRrrrrr...

 Day 3 - Sadel Gunung Salak 2 dan Salak 1, Puncak Salak 1

Dendeng dan ikan asin pedes manis
Sebelum melanjutkan perjalanan, seperti biasa kita mesti mengisi perut dulu. Makan hari ini mewah banget. Lauknya itu adalah dendeng dan ikan asin pedes manis. Dari namanya aja udah keliatan khn enaknya?? Makan daging di gunung, di kostan aja jarang. Bener2 nih berasa piknik bukan berasa naik gunung, rasanya hmmm serasa di restoran bintang 5 bener2 nikmat coy. Gk nyesel jauh2 naik gunung buat ke restoran ala chef Cungur dan Eupeung.
Nasi + daun pohpohan
Dapur chef
Puncak Salak 2
Kemarin itu ceritanya kami baru nyampe puncak bayangan yang ada di Salak 2, belum menginjakkan kaki ke puncak Salak 2 yang sebenarnya karena keburu hujan deras. Pagi hari ke-3 biar gk penasaran sebelum menuju Gunung Salak 1 kami pun menyempatkan untuk menginjakkan kaki di puncak Salak 2 yang cuma beberapa meter dari puncak bayangan tempat kami ngecamp. Ternyata di puncak Salak 2 gk ada apa-apa, gk ada plang atau tanda apapun yang menandakan itu adalah puncak dari Salak 2, selain itu dari puncak nya kita juga tidak bisa melihat ke bawah karena pepohonan di sekitarnya terlalu tinggi. Sedikit kecewa juga, ternyata lebih bagus puncak bayangan dimana kita bisa ngeliat ke bawah dan bisa ngeliat gunung lainnya juga.

Gw, Iqro, Eupeung di puncak Salak 2

Iqro, gw, Cungur di puncak Salak 2

Setelah berfoto-foto di puncak, kami pun melanjutkan perjalanan menuju ke Gunung Salak 1, melewati sadel (punggungan). Dan ketika baru saja memulai perjalanan kami langsung disuguhi turunan yang tajam banget.. Giiillleeee dan ini tuh sumpah serem banget dan curam banget turunannya. Sampai buat berdiri aja gw ngeri. Akhirnya gw pun terpaksa turun sambil ngesot-ngesot (sumpah ini bener2 ngesot), p*ntat dan tas gw tuh sampai kotor banget krn gw turunnya sambil duduk ngesot biar ada penopang, kl cuma mengandalkan kaki dan tangan gk bakal bisa, kl berdiri bahaya dan bisa-bisa gw seluncuran ampe bawah, serem, pegangan ke pohon-pohon pun susah. Untung disaranin Cungur pake sarung tangan, kl nggk tuh mungkin udah luka2 tuh telapak tangan gw karena semua yang bs dipegang bodo amat dipegang daripada terpeleset baik itu akar2 pohon, batu2, ranting2 pohon, rumput2an, kadang ada yang berduri juga. Thanks sarung tangan yang telah menyelamatkan gw. Hee. Di beberapa spot malah saking tidak ada pegangan dan pijakan yang baik kami terpaksa menggunakan webbing untuk turun. Wah ini baru bener-bener real naik gunung "kalau menurut gw" belum naik gunung kalau belum nyobain trek sadel gunung Salak 1 dan Salak 2.

Kantong semar yang banyak dijumpai sepanjang sadel

Laper gegara melewati sadel

Naik pake webbing

Pake webbing pada medan yang belih curam lagi



Pemandangan sadel

Pemandangan sadel


Keliatan Kota Bogor dari sadel
Setelah melewati turunan sadis tersebut kami jalanan nya sedikit agak manusiawi, jalan yang sedikit mendatar tetapi kiri kanan nya adalah jurang. Hehehe.. Namanya juga melewati punggungan jadi ini resikonya. Namun asyiknya lewat sadel ini adalah di kiri kanan kita bisa melihat pemandangan gunung sekitar dengan sangat jelas, sungguh bagus sekali tidak seperti perjalanan naik gunung biasa yang dilihat hanya pohon dan pohon melulu. Pemandangan nya juga berubah-ubah dan tidak monoton. Setelah beberapa lama melewati sadel, gunung Salak 1 sudah terlihat dengan jelas maka jalan pun mulai agak menanjak, lama kelamaan trek yang kami laluin mulai menyerupai trek ketika turun dari gunung Salak 2 tadi, tanjakan yang curam, naik gunung serasa sedang wall climbing, beberapa kali kami terpaksa menggunakan webbing kembali untuk naik hal ini dikarenakan tidak adanya pegangan yang kuat untuk kami naik. Dan karena saking lemesnya dan saking curam nya ketika menggunakan webbing gw gk kuat mengangkat badan gw dan karena pijakan yang bisa digunakan pun terlalu jauh jaraknya. Akhirnya Eupeung bantuin gw dengan merelakan tangannya jadi pijakan kaki gw ketika naik. Duh thanks ya Peng, bener2 dah waktu itu gw lemes banget keabisan tenaga, jarak pijakan satu ke yang lain jg jauh amat "kaki gw khn pendek". Hehe.


Puncak Salak 1
Setelah melewati tanjakan curam tersebut alhamdulillah ternyata kami telah sampai, rasanya cepet mungkin karena tanjakan yang curam itu lah sehingga kami dapat sampai puncak dengan cepat pula. Nah, ini baru bener-bener puncak, ada plang bertuliskan puncak Salak 1 dan ada pemandangan puncak yang bagus. Bener-bener puas, bener-bener merasakan  real naik gunung. Setelah bercape-cape, sekarang waktunya makaaann. Lauk sore ini adalah cumi pedes manis. Hmmm, gk kalah enak ama masakan sebelumnya tapi sayangnya gk difoto keburu abis pada kelaperaann.. He. Di puncak kami bertemu dengan pendaki2 lain yang datang ke sini dalam rangka ziarah makan mbah gunung Salak yang kebetulan makamnya ada di puncak Salak 1. Salut deh jauh-jauh naik gunung buat ziarah, tapi yang gw bingungin itu dalam rangka apa ya ziarah ke makamnya mbah gunung Salak? Yah itu sih kepercayaan mereka jadi udah lah gk usah kita bahas. Hehehe. Sebelum matahari mulai terbenam segera kami langsung mendirikan tenda. Malam ini sama seperti malam sebelumnya, angin bertiup kencang dengan sedikit gerimis. Sayangnya kami sudah kehabisan kopi untuk diseduh di dinginnya malam ini, akhirnya kami pun minum air panas dikasih gula, lumayan lah daripada air putih doang gk berasa apa-apa. Hehehe.

Pemandangan dari puncak Salak 1
Plang deket camp, kata-katanya gw suka. :)

 Day 4 - Waktunya pulang, lewat Cimelati

Puncak Salak 1 berkabut
Hari terakhir perjalanan kami, semua bangun cepat agaknya kedinginan semalaman dan gk sabar menyambut pagi. Pagi ini kami sarapan super sehat, semua sayur-sayuran yang masih banyak banget dimasak dan dihabiskan, bener2 hari sayur, lauknya telor dan ikan dendeng (nama ikan udah kayak daging aja, tapi ini beneran nama ikannya lho, sejenis ikan asin). Kagak ada foto2 makanan nya lagi, berhubung baterai kameran udah abis, baterai hape pun sudah abis. Jadi cukup diingat dalam ingatan saja. Huuaa sedih rasanya piknik di gunungnya udah berakhir. Abis makan beres-beres, packing lagi. Tidak lupa berdoa sebelum turun. Kami turun lewat Cimelati yang nanti tembusnya di Sukabumi. Jalan turunan lewat Cimelati untung aja manusiawi. Di sepanjang jalan banyak akar-akar pohon yang setidaknya bisa dijadikan tangga untuk turun (jangan bayangin kayak tangga beneran, tangga mksdnya tempat berpijak yang nyaman ketika turun sebagai penahan, jika jalannya hanya tanah kemungkinan tergelincirnya bakal lebih besar). Pohon-pohon pun gampang ditemui di sepanjang jalan pulang sehingga untuk pegangan jg lebih gampang. Inilah enaknya turun, gk sesak napas tapi capeknya itu pada kaki yang mesti nahan beban tubuh dan bawaan ketika turun. Sesampai di bawah rasa sedih kian bertambah, karena piknik, jalan-jalan di gunung, naik gunung benar2 telah berakhir. Dari bawah keliatan gunung Salak yang sangat gagah dan siap2 bertemu keramaian lagi, kendaraan lagi, rumah-rumah lagi..


Terima kasih teman-teman untuk 4 hari ini. Benar-benar pengalaman yang berkesan, seru dan tak akan pernah terlupakan. Selamat datang kembali di dunia nyata.. Wkwkwkwk...



18 comments :

ira_SleepingBeauty mengatakan...

namanya kantong semar apa kantong semur LOL

teruskan perjuanganmu nak,,
mau dong diajak juga naik gunung,, :))

Laras Mutiara Diva mengatakan...

@ira_SleepingBeauty : kantong semar cyynnn.. Emangnya makanan semur.. He. Ayukk, ntr gw ajakin lo gk mau. Perasaan waktu itu gw ajakin lo.. :))

ira_SleepingBeauty mengatakan...

perhatiin lagi deh, lo ngetik semur tau,, wkwkwk

kemaren kan saya pulang saudari,,
harus sedia baju sekali pake dong kalo gtu, *pengalaman baju lo yang gak ilang nodanya,,*
hihihi

Laras Mutiara Diva mengatakan...

@ira_SleepingBeauty : waaahhh, gk kooo. *langsung ganti.

Jaaaaangaaan. Tiap hari ttp ganti baju lah, jorok atuh gk ganti baju. Pake baju nya yang gelap. Jangan pake baju putih, ntr abs dicuci jadinya krem. Oh, pasti lg bahas sarung tangan gw ya, yg tadinya peach jd warna peach gk jelas ada abu2nya, tp dua kali cuci ilang ko, kembali ke menyerupai warna aslinya. He

xxx mengatakan...

Hehe.. Keren..

ira_SleepingBeauty mengatakan...

wahahahahaha,,, langsung ganti...

wkwkwk.. maksudnya bawa baju yang udah abis pake gak usah d cuci, tapi jadi kain pel,, wkwkwk

pake deterjen apa?? *promosi*

Laras Mutiara Diva mengatakan...

@yoga plee : hehe, keren bagian mananya kak? Tp makasih kak. He.. Yang ini http://ipsarchipelago.blogspot.com/ blog kakak ya?? Makasih ya kak udah berkunjung.

@ira_SleepingBeauty : Beda lah ya orang kaya, gk pake dicuci mah kl baju, udah kotor lgsg buang aja dijadiin kain pel. Wkwk.

Anonim mengatakan...

wah, keren... pengen hiking tapi belum pernah kesampaian. thanks for sharing laras :)

Laras Mutiara Diva mengatakan...

@msnurulishlah/kak Sa'ad : hehe... Makasih kak. Harus cobain berarti kl belum pernah kak. Makasih udah mampir dan komen kak. :)

titoHeyzi mengatakan...

weeew srikandi sendirian..
Mesti pake webbing ya, seru jg salak.

Menu makanannya oke tuh, harus kasih liat k sayed,,
ayam bumbu bali d g.gede maren kalah kayaknya. Hha

Laras Mutiara Diva mengatakan...

@tito Heyziputra : Seruuuu bagi yang incer treknya to. Banget seruu..

Ayam bumbu Bali?? waaahhh.. kalah agaknya. hehe.. Mana kasih liat lah pict ayam bumbu Bali nya. :)

titoHeyzi mengatakan...

@laras: ayam bumbu bali, minta pict sm seceng. dia n wido yg masak. Udah malam dan lapar, ga tau lagi bentuknya yg penting makan,, hhha

silviani yuliasari mengatakan...

kak.... (bengong bentar),,,, cewe sendirian gitu?!
alamak mantaB (b tebel),, kapan" mau atuh diajak naik puncak. ya ka ya (:

ga berhenti liatin pict nya -->subhanallah KEREN (ini bukan lebay) hoho

ajakin aku ya ka, insyaalah ga ngerepotin koq :P

Laras Mutiara Diva mengatakan...

@silviani yuliasari : ayukk.. beneran mau?? ntr kl ada naik gunung lg diajakin deh.. anak ilkom 44 jg dulu pernah naik gunung bareng lho.. Gk tau kapan lagi tapinya. Ntr deh dibicarain sil.. :)

Roby Romadany mengatakan...

pendakiannya hebat, boleh nih kapan diajak (salak 2 - sadel - salak 1).
an epenasaran ma jalur sadel tersebut...
salam kenal
Roby NSP Depok

Laras Mutiara Diva mengatakan...

@roby: makasih Roby, Nanti main2 aja ke mapala IPB namanya Lawalata. Salam kenal juga ya.

Joseph TW mengatakan...

halo laras.. apa kabar,
Nggak sengaja nich nemuin artikelmu mengenai pendakian salak 2 ke salak 1 melalui sadel.., dulu kurang lebih 26 thn yang lalu waktu saya masih muda (tebak hayo skr brp) suka naik gunung.. termasuk beberapa kali ke salak 2 tatapi saya blm pernah sempat ke salak satu krn berbagai kendala.. pernah kami coba naik ke salak 2 setelah salak 2 ada turunan terjal yang kami kira ke salak satu.. jadi kami sempat turun dan kemudian menajak lagi tanjakan curam yg kami kira itu salak satu setelah sampai puncaknya baru kami sadar itu bukan karena tidak ada tanda2nya dan utk sampai ke sana kami menggunakan parang untuk membuat rintisan jalan...setelah itu kami kembali ke base camp curuk nangka dengan bersusah payah turun kemudian naik lagi ke salak 2 dan turun ke ke base camp curug nangka... jadi dengan adanya artikel ini bagus untuk di coba untuk menjajal ke salak satu lewat sadel salak 2... sekalian mengajak anak2 saya untuk malatih mereka naik gunung.. maklum karena kesibukan kerja jadi kurang mengikuti informasi terima kasih atas artikelnya .

Unknown mengatakan...

buset.. plang salak 1 nya masih kayag gitu.. hehehe

Posting Komentar

 

Journey's never end Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea