Heritage, Misteri, dan Budaya Jogja

Posted by Anonim at Minggu, Desember 23, 2012 0 comments


Tangga ruang bawah tanah
Perjalanan kali ini tetap tanpa persiapan yang matang. Gimana nggak, keputusan untuk berangkat ke Jogja aja baru H-1. Namun dadakan begini lah yang bikin tambah seru, kadang acara yang sudah jauh-jauh dipersiapkan pun bisa aja tiba-tiba batal. Seperti kata orang, gw emang the last standing, dikala yang lain pada mundur karena yang ikut terlalu sedikit, kebalikannya gw gk berprinsip kayak gitu. Selama minimal masih ada 1 teman cewek yang mau ikut, gw akan tetap bertahan. He.

Sore itu tanggal 21 Des 2012, gw dan Mira akhirnya memutuskan untuk tetap berangkat ke Jogja. Tapi kendalanya tiket belum dipesan, maunya berangkat besok pagi. High season begini harap-harap cemas bisa dapet tiket. Modal nekad janjian besok pagi di terminal Rawamangun untuk mencari tiket bus. Bertanya satu per satu di setiap loket, semua menjawab “Jogja hari ini penuh”. Sempat putus asa sampai akhirnya muncul secercah harapan dari loket bis Handoyo yang belum buka. Berharap kami bisa dapat tiket ke Jogja dari loket ini, kami pun mulai mengantri dengan sabar, jam menunjukkan pukul 9 sedangkan berdasarkan informasi loket baru akan dibuka jam 10. Tapi apa yang terjadi, ketika petugas loket datang, kabar buruk ternyata, si petugas mengatakan kalau tiket ke Jogja hari ini sudah habis. Apaaa? Gw dan Mira udah bawa barang-barang dan kondisi siap berangkat lalu harus pulang lagi karena gk dapet tiket. Melihat wajah lesu kami, si petugas buru-buru menyarankan kami untuk langsung saja ke pool bis nya, karena kemungkinan di pool nya masih ada tiket. 

Buru-buru kami tancap gas ke pool bis Handoyo. Sesampainya, sudah banyak orang yang mengantri. Hasil nguping ternyata tiket bis ke Jogja hari ini masih ada. OK!! Kami pun dengan sigap segera mengambil posisi, sebenarnya orang-orang tidak mengantri tapi dengan tidak beraturan mengerubungi sebuah meja milik bapak penjual tiket. Dalam kondisi kami yang sangat butuh tiket, melihat cara orang membeli tiket dengan tidak mengantri ini bakal lebih menguntungkan bagi gw dan Mira. Kalau orang tertib mengantri kemungkinan kami bisa tidak kebagian tiket. Hehe, licik. Nah baru sadar khan penting nya ngantri? He. Tapi tenang nggk kok, semua yang datang sebelum kami juga kebagian tiket kok, jd nggk ada yang dirugikan. :)

Bus berangkat sore ini, perkiraan awal kami bis akan tiba di Jogja pada minggu pagi. Perkiraan meleset, jalanan macet ditambah lagi bis kami ternyata lewat jalur utara yang katanya lebih jauh dari pada lewat jalur selatan. Alhasil kami sampai di Jogja minggu siang. Berantakan sudah jadwal jalan-jalan yang sudah direncanakan untuk hari minggu siang. Perjalanan di Jogja pun kami mulai pada hari minggu sore. Kami menginap di kostan teman yang secara dadakan menjadi guide yang kebetulan merupakan teman satu kelas SMA sekaligus teman sebangku, seorang S.Psikologi yang sedang melanjutkan S2 di UGM, bernama Dede Fitriana Anatassia. Petualangan di Jogja kami lakukan bertiga. Yeyy.

Malioboro dan Alun-alun Selatan Jogja

Bukan hanya Jakarta, Jogja juga punya transJogja. Sore ini kami menggunakan transJogja untuk ke Malioboro. Halte transJogja ternyata mungil banget, jalur bus dinamai dengan 1A, 1B, 2A, 2B, dst sehingga kita harus menghapal jalur-jalur yang dilalui bis dengan kode tersebut. Ternyata Malioboro adalah sebuah jalan yang kiri kanan nya dipenuhi oleh toko-toko yang menjual barang-barang khas Jogja. Jalanan malam itu dipenuhi pejalanan kaki yang sepertinya juga para pendatang yang sedang berlibur. Kota Jogja tidak mempunyai angkot yang ada hanyalah bis yang beroperasi cuma sampai jam 4/5 sore. Oleh karena itu kebanyakan orang Jogja
 

Journey's never end Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea