Konon katanya makin jarang ketemu orang maka
makin bagus tempat tersebut, ups, jangan mikir yang aneh-aneh gitu dunk. Jadi
ini lagi ngomongin pantai lho!! Nah gw membayangkan kalau yang rame dikunjungi
orang aja bagusnya udah kayak begini, begimana kalau yg jarang dikunjungi
orang. Mending nggk usah dibayangin deh, lebih baik berusaha n berdoa aja biar
nanti2 kesampaian mencicipi semua pantai n pulau indah di Indonesia.
Sedikit pengantar, perjalanan ini sebenarnya
dilaksanakan atas dasar terpaksa. Kenapa? Karena gw ngerasa dipaksa untuk
meliburkan diri di saat gw pengen masuk kantor (ehmm), pelakunya yaitu si cuti
bersama. Sebenarnya gw nggak habis pikir, kenapa cuti bersama itu memotong
jatah libur yg hanya 12 hari selama setahun. Itu khan bukan kemauan kita,
walaupun sebenarnya seneng juga. Kalau lg hoki nempel ke weekend masih mending,
nah kalo di antara hari kerja? nyesek gk tuh? Itu udah kayak mobil baru kena
gores trus gk diasuransiin. (Mobil? Obsesi baru nih.. Wkwk). Semenjak tau kalau
cuti bersama itu mengurangi jatah libur, gw gk bs tinggal diam inilah waktu
yang tepat untuk menyelamatkan dunia (gw), refresh otak dan fisik, holiday.
Liburan kali ini bisa dibilang modal nekat,
karena mulai dari planning penginapan, makan, kegiatan di sana benar-benar nggk
ada perencanaan sama skali. Yang kami tau adalah kami akan pergi ke Kep.
Seribu, tepatnya pulau Harapan dan pulau-pulau sekitarnya. Masalah penginapan
akan langsung dicari ketika sampai di situ. Kami memilih untuk naik kapal cepat
dari Dermaga Kali Adem (dermaga yang baru dibangun di pelabuhan Angke, yang
sayangnya bangunan utama dibiarkan terlantar, tidak terpakai sehingga terlihat
tidak terurus, jalan menuju dermaga pun sangat tidak layak tidak sebanding
dengan bangunan baru yang ada di dermaga ). Dengan kapal cepat lama tempuh untuk
sampai ke pulau Harapan bisa setengah kapal biasa, yaitu 1.5 jam. Perlu
diketahui kapal cepat memiliki kapasitas sangat terbatas hanya menampung 20
orang, jadi harus siap-siap mengantri dari pagi agar kebagian tempat duduk
karena mereka tidak melayani jasa booking, ketika loket dibuka jam 1 siang,
siapa yang ada di sana maka dia yang akan dapat. Kami yang datang jam 10.30
berharap masih dapat tiket, ketika turun dari mobil scanning sekeliling mencari
loket tiket, senyum sumringah melihat tidak ada yang mengantri di loket.
Ternyata semua hanya fatamorgana, dilihat lebih dekat ternyata yang antri bukan
orang-orangnya melainkan tas-tasnya. Informasi dari petugas tiket (setelah
menghitung jumlah tas) masih ada tempat untuk kami, kemudian (tas) kami pun
ikut mengantri. Ketika loket buka, petugas mencatat satu persatu nama sekaligus
umur setiap penumpang, sialnya 2 orang di depan kami ternyata sudah tidak
kebagian tiket, bagaimana dengan kami. Kami disuruh naik kapal tujuan P. Pramuka,
beruntung kami berkenalan dengan bapak penduduk P. Harapan yang juga tidak
kebagian tiket. Kata si Bapak, nanti kita bisa nyewa kapal nelayan dari P.
Pramuka. Asyyyiiikkk, ini baru namanya petualangan. Perjalanan akan lebih seru
dan terekam diingatan jika ada cerita unik di dalamnya.
Di P. Pramuka, seperti anak ilang, kami celiak
celiuk melihat kapal-kapal nelayan sekaligus memantau jika ada nelayan yang
akan berlayar ke P. Harapan. Si bapak dengan sigap menyuruh keponakannya untuk
bertanya ke setiap nelayan yang mau berlayar. Hanya dalam waktu 30 menit
bertemulah kami dengan kapal nelayan yang kebetulan akan ke P. Harapan membawa
gulungan kabel listrik. Tidak hanya itu keberuntungan kami, ketika sampai kami
pun ditawari untuk berkunjung ke rumah si bapak bahkan kami ditawari untuk
menginap di rumahnya. Si bapak mempunyai 2 rumah, satu rumahnya tempat tinggal
sekaligus toko yang menjual berbagai perlengkapan seperti pakaian, tas,
alat-alat listrik, alat tulis, komplit deh, udh kayak toserba, sedangkan keponakan
perempuannya (sudah mbak-mbak dan sedang hamil) membuka warung di samping
tokonya. Rumah yang satu lagi digunakan untuk tempat tinggal keponakan
perempuannya sekaligus sang nenek. Dari hasil observasi, warga daerah sini
sangat taat pada agama, tiap malam sepertinya ada pengajian di mesjid sampai
pukul 21.00. Pada hari pertama akhirnya kami menerima tawaran si Bapak untuk
menginap di rumahnya karena tidak enak untuk menolak (gk tau kenapa) dan lagi
pula kami memang belum mencari penginapan. Hahaha.
Keesokan hari nya kami pamit, hari ini kami ada
jadwal keliling pulau-pulau sekitar P. Harapan sekaligus snorkling dan
bermain-main di pantai. Malam sebelumnya kami berhasil mendapatkan agent yang
menyewakan kapal dan alat-alat snorkling. Kalau di sana sistem sewa kapalnya
bisa setengah hari atau sehari full, harga tidak tergantung jumlah orang tetapi
dari lama pemakaian kapal jadi makin rame personilnya makin murah karena
pembagiannya makin gede, 1 kapal bisa diisi 10an orang. Setelah
menimbang-nimbang akhirnya kami memilih full 1 hari karena akan lebih puas dan
makin banyak pulau yang bisa dikunjungi.
Beberapa pulau tujuan kami:
Pulau Bira Besar
Pulau Bira Besar sebagian besar ditutupi oleh
pepohonan sehingga pulau ini relative lebih sejuk dibandingkan pulau lain. Namun
pantai pulau ini menurut saya agak kurang bagus untuk bermain karena lebar
pantai yang kecil dan agak dalam walaupun masih dekat bibir pantai, tetapi
lebih cocok untuk snorkeling karena banyak terumbu karang yang bisa dilihat.
Kita bisa melewati jembatan dermaga untuk ke tengah, makin ke tengah terumbu
karang dan ikan nya pun semakin beragam dan banyak.
Snorkling di Spot Tengah Laut
Pulau Perak
Pulau Gosong
Pulau Kayu Angin
Pulau Putri
Percaya tidak percaya pantai di
pulau seribu nggak kalah keren dari pulau-pulau yang jauh di sana. Jadi
jalan-jalan itu tidak harus yang jauh, tidak harus mahal, mulai lah dari yang
dekat terlebih dahulu. :D Happy travelling guys. :)
Info harga:
- Kapal cepat KMP Kerapu dari dermaga kali adem : Rp. 55.000
- Sewa kapal keliling pulau : 300.000
(setengah hari, isi 10an orang), 600.000 (full day, isi 10an orang)
- Sewa alat snorkeling lengkap:
30.000/orang
- Makan di P. Harapan dekat taman
terpadu : 15.000-20.000/orang
- Makan pagi nasi uduk : 5.000-10.000/orang
- Makan di P. Putri : 25.000 ke atas/orang
- Sewa canoe : 50.000/jam/canoe
- Kapal kayu angke : 35.000/orang
- Tiket masuk P. Putri :
2.500/orang
- Tiket masuk undersea aquarium P. Putri :
50.000/orang
- Penginapan : harga tergantung
fasilitas
Smile,
Laras